Senin, 20 Februari 2012

Konsep Pendidikan Seumur Hidup

0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan pembangunan Iptek mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada berbagai bidang. Pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
B.  Perlunya Pendidikan Seumur Hidup
  1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah ternyata tidak dapat memenuhi harapan masyarakat.
  2. Perubahan-perubahan masyarakat dan peranan-peranan sosial.
  3. Pendayagunaan sumber yang masih belum optimal.
  4. Perkembangan pendidikan luar sekolah yang pesat.
C.  Permasalahan
  1. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
  2. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif
  3. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup dalam program-program pendidikan.
  4. Beberapa kepentingan pendidikan seumur hidup.
  5. Strategi pendidikan seumur hidup.
D.  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas 3 bab, yaitu :
Bab I         :   Pendahuluan
Bab II       :   Pembahasan
Bab III      :   Penutup

BAB II
PEMBAHASAN
Konsep pedidikan seumur hidup ini erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan. Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
A.  Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
  1. 1. Dasar Teoritis/ Religious
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
أطلـبُ الِعلم ِمنَ المَهْدِ اِلىَ اللحْد
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
2.   Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
a.   Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
~  pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
~  Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b.   UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
c.   Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.
B.  Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong education akan memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).
  1. Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
  1. Meningkatkan produktifitasnya
  2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
  3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
  4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
  5. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
  1. Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
  1. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.
  1. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
Konseptualisasi pendidikan seumur hidup yang merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
C.  Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
  1. Pendidikan baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
  1. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik.
  2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
  3. Pendidikan Vokasional. Pendidikan vokasional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.
  4. Pendidikan Profesional
Pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.
  1. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan
  1. Pendidikan Kewargenegaraan dan Kedewasaan Politik
Pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
  1. Pendidikan Kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.

D.  Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
  1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
  2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
  3. Faktor peranan keluarga.
  4. Faktor perubahan peranan sosial
  5. Perubahan teknologi
  6. Faktor-faktor vocational
  7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
  8. Kebutuhan anak-anak awal

E.  Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
  1. Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
    1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
    2. Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
    3. Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
    4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
    5. Arah Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
b.  Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

 BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
-          Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan.
-          Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
-          Pendidikan seumur hidup mencakup berbagai perspektif.

B.  Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah hendaknya setiap pembahasan diberikan berbagai macam contoh agar pembaca tidak hanya memahami teori serta memberikan pemahaman singkat dan jelas.

DAFTAR  PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Sabri, Alisu Drs. H.M. Ilmu Pendidikan. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Leave a Reply

Labels